Powered By Blogger

Pages

Jumat, 19 Maret 2010

Seni& Budaya

asal mula rudat menurut para peneliti masih simpang siur, tidak jelas kesenian ini terlahir atau di ciptakan oleh siapa, dalam penjelasan lain kesenian ini semula tumbuh dan berkembang di kalangan pesantren, tapi yang pasti di setiap daerah di Indonesia khususnya masih banyak kita temui kelompok-kelompok yang memainkan kesenian ini. akan tetapi kesenian ini tidak terlepas dari para aulia (wali songo) dalam menyebarkan agama islam di Indonesia.
Sunan Gunung Jati Misalnya, dalam semasa hidupnya Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di bantu oleh murid muridnya paa tahun 1450-1500 M, disaat sebagian besar penduduk masih beragama Hindu.
Konon seni rudat di Banten sudah ada sejak abad XVI yang pada sast itu Banten di Pimpin Oleh Sultan Ageng Tirtayasa yang kemudian berkembang di pesantren-pesantren yang isinya merupakan nyanyian yang mengagungkan dan memuji kebesaran Allah SWT yang bertujuan untuk memperkuat iman terhadap agama islam.
permainan kesenian rudat biasanya dimainkan untuk mengiringi suatu pesta/perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi'raj, Sunatan/Khitanan, mengiring pengantin. seni rudat merupakan seni gerak dan vokal yang diiringi dengan tabuhan dari waditra sejenis terebang.
tidak ada batasan yang untuk jumlah pemain rudat namun biasanya dimainkan oleh beberapa regu yaitu, penari, penabuh waditra/terebang + vokalis.
rudat berasal dari kata "raudah" yang berarti Taman Nabi yg terletak di masjid Nabawi. ada juga yang mengatakan kata rudat bisa di lihat dari bahasa arab yaitu "rudatun" yang artinya taman bunga. terlepas dari pengertian yang mereka berikan tentang Taman, rudat merupakan kesenian yang terdiri dari beberapa regu yang memainkannya yaitu penari, penabuh waditra, dan vokalis.
pada saat ini kita sudah tidak begitu banyak melihat kesenian ini dimainkan khususnya di Banten, dan kita juga jarang melihat bahkan hampir tidak ada kelompok-kelompok kesenian ini yang memiliki jadwal latihan tetap, kebanyakan dari mereka berlatih hanya ketika mereka mendapat undangan untuk pentas.
sedih sekali ketika saya melihat di salah satu kampung yang terletak di Daerah Bojonegara Kab. Serang ketika perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1431 H pada saat peng-arak-arakan Panjang Maulid diiringi oleh tabuhan Drum Band. Meriah ? Betul, akan tetapi secara tidak langsung mereka hendak menghilangkan seni budaya Islam yang telah ada.
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar